<$BlogRSDURL$>

F. Pudiyanto Suradibroto

Jakarta / Warga Epistoholik Indonesia

Thursday, April 08, 2004

Selamat datang di situs blog saya
sebagai warga jaringan Epistoholik Indonesia



Nama saya, F. Pudiyanto Suradibroto, kini berdomisili di Jakarta. Saya lahir di Yogya dan menyelesaikan sarjana kedokteran saya dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Saya pernah bekerja selama empat tahun di Pertamina dan dua puluh satu tahun di RS St.Carolus di Jakarta.

Subjek yang saya minati sebagai epistoholik, penulis surat-surat pembaca di media massa, dapat dikatakan beragam. Tidak terbatas. Pokoknya, segala masalah atau problema masyarakat yang dapat saya perbaiki akan saya tulis.

Jadi misalnya di jalanan ada sesuatu yang kurang wajar menurut saya, akan saya tulis. Misalnya pula ada sesuatu berita atau informasi di televisi yang kurang lengkap, saya tergerak untuk melengkapinya. Demikian juga bila hal yang sama terpajang di surat kabar, maka saya pun tergerak untuk berusaha melengkapi. Atau mengomentarinya.

Saya menulis surat-surat pembaca sejak tahun 1986. Sayang sekali, koleksi i tulisan saya dari tahun 1986 sampai 1992 hilang karena waktu rumah saya dibongkar untuk renovasi, berakibat koleksi tulisan surat pembaca saya tersebut ikut terbuang oleh kontraktornya.

Memang menulis surat pembaca adalah hobby saya. Sebab daripada kluyuran, lebih baik menulis untuk orang lain yang mungkin berguna. Terhadap tulisan saya, pernah ada yang menanggapi. Baik itu tanggapan positif atau pun negatif, hal itu wajar adanya. Sokurlah, kebanyakan mereka menanggapi secara positif tulisan-tulisan saya, dan banvak dilontarkan secara lisan.

Saya sendiri saat ini berlangganan tiga koran yaitu Media Indonesia, Rakyat Merdeka dan Kompas. Harian Kompas agak sulit memuat tulisan saya, apalagi tulisan yang menyinggung pemerintah.

Untuk Anda pembaca yang budiman, saya haturkan selamat menjelajahi album surat-surat pembaca yang saya tulis dalam situs ini. Silakan memberi komentar, masukan dan saran, saya akan selalu menyambutnya dengan terbuka dan penuh kegembiraan. Terima kasih.

Hormat dan salam saya,


Jakarta, 5 April 2004



F.Pudyanto Suradibroto


------------------------------------------------------

KESEHATAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

(17) SEMPROT ASAP TIGA KALI PENYEBAR DB TUNTAS
Dimuat di Harian Rakyat Merdeka (Jakarta), 13/3/2004


Penyebar demam berdarah adalah nyamuk Aedes Agypty. Pemberantasan nyamuk tersebut sudah betul dengan penyemprotan asap. Sedangkan pemberantasan jentiknya dengan 3 M.

Tetapi dengan 3 M saja masih kurang efektif. Sebab di selokan, baik yang berair jernih mau pun berair kotor, jentik tersebut dapat hidup.

Kalau ingin memberantas penyebar demam berdarah (DB), disamping 3M tunggu saja jentik tersebut menjadi nyamuk. Untuk itu, pemberantasannya sebaiknya dilakukan dengan penyemprotan asap sebanyak tiga kali.

Penyemprotan pertama : nyamuknya akan mati, tapi jentiknya masih hidup. Hari pertama setlah penyemprotan, jentik yang sudah tua akan menjadi nyamuk. Sedangkan hari kedua jentik yang agak tua sudah menjadi tua dan menjadi nyamuk pula. Demikian pula hari ketiga, jentik yang muda sudah menjadi nyamuk dan seterusnya.

Kurang lebih enam hari setelah penyemprotan pertama, jentiknya sudah menjadi nyamuk semua. Pada hari ketujuh sebaiknya diadakan penyemprotan lagi agar nyamuk yang baru, mati. Penyemprotan pertama dan kedua kurang lebih dapat membunuh nyamuk sembila puluh persen nyamuk tersebut.

Sebaiknya seminggu setelah penyemprotan kedua dilakukan pengasapan lagi agar yang sepuluh persen dapat terbunuh pula.

Semoga Depkes atau kementerian Kesejahteran Rakyat dapat mengadakan pengasapan tersebut.


Dr Pudyanto Suradibroto
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


------------------------------

(16) TAYANGAN TB DI TELEVISI
Dimuat di Harian Media Indonesia, 3/3/2004


Tayangan “STOP TB” di TV cukup menarik. Semoga tayangan tersebut dapat mendorong penderita Tb untuk lekas berobat. Karena selain membahaykan untuk penderitanya sendiri, Tb juga dapat menular ke orang lain. Sebenarnya penyakit tersebut mudah disembuhkan asal penderitanya memakan obat teratur dan tidak perlu disuntik seperti dulu.Dalam waktu enam bulan penderita Tb yang memakan obat teratur tentu akan sembuh.

Menurut pengalaman saya di PKSC (Pelayanan Kesehatan Sint Carolus), pengobatan gagal sering kali karena pasien tidak teratur memakan obat. Biasanya pasien pada bulan ketiga atau keempat setelah makan obat teratur, badannya sudah merasa enak/fit, nafsu makan bertambah dan sudah tambah gemuk, maka biasanya pasien berhenti makan obat.

Ini kesalahan, besar, sebab penyakitnya belum sembuh total. Jadi yang bilang sembuh harus dokternya, jangan pasiennya. Sebab kalau keadaan kurang baik, seperti kecapaian, kehujanan, atau kelaparan penyakitnya Tb dapat kambuh lagi, bahkan kemungkinan dapat mengakibatkan batuk darah.

Dalam pengobatan Tb, sebaiknya ada tenaga yang menjemput bola. Artinya, kalau penderita sudah waktunya mengambil obat lagi, sebaiknya ada tenaga yang mendatangi rumahnya untuk mengingatkan mengapa belum mengambil obat lagi. Ini memang agak berat dilaksanakan, tetapi cara inilah yang paling efektif.

dr F Pudyanto Suradibroto
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004

--------------------------------------

(15) LINDUNGILAH PETINJU !
Dimuat di Harian Rakyat Merdeka (Jakarta), 11/2/2004


SEMUA oplahraga termasuk tinju bertujuan agar kesehatannya prima disamping tujuan komersil. Karena itu, dalam setiap pertandingan, keselamatan pemainnya adalah nomor satu barulah mencapai kemenangan.

Ada beberapa korban karena petinjunya mengalami sempoyongan dan pertandingan tidak segera dihentikan wasit. Korban terakhir adalah Antonius Moses yang akhirnya meninggal dunia.

Kalau tidak salah dewan tinju dunia pernah menanyakan mengapa begitu banyak korban petinju di Indonesia ini.

Kalau wasit, pelatih dan dokternya kurang waspada dan tidak cepat menghentikan pertandingan, hal tersebut dapat membahayakan petinjunya. Wasit bisa dapat menghentikan pertandingan apabila dipandang perlu. Misalnya, petinju sempoyongan, tidak seimbang, kelelahan yang berat dan luka yang membahayakan.

Saya sendiri pernah menjadi dokter tinju ketika Pertina di bawah asuhan Saleh Basarah (mantan KSAU). Wasitnya waktu itu orang Maluku saya lupa namanya, dia sangat tegas dan profesional. Mungkin kalau orang tersebut masih ada dapat dijadikan pelatih wasit tinju.

Kepada yang berhak menghentikan pertandingan, saya mengusulkan agar lebih cpat menghentikan pertandingan sehingga petinju selamat daripada terlambat sedikit tetapi fatal akibatnya.

Wasit, pelatih dan dokternya jangan terlambat menyetop pertandingan untuk menyelamatkan petinju yang sempoyongan.


Dr Pudiyanto
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


---------------------
(14) PENEMUAN VIRUS FLU BURUNG OLEH UGM
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 10/2/2004


PADA Selasa sore 27 Januari 2004 di SCTI saya melihat dan mendengar bahwa Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM dalam pemeriksaan ayam yang mati di sekitar Jakarta dengan metode yang canggih telah menemukan virus jenis flu burung yang sangat ganas.

Dengan penemuan tersebut kita semua menjadi lega meskipun berita tersebut membikin kita harus waswas dan waspada agar kita tidak terjangkit flu burung tersebut.

Flu burung ini talah berjangkit di beberapa negara Asia seperti di Vietnam, Thailand, RRC dan di Pakistan. Berjuta-juta ayam telah. dibunuh oleh beberapa negara tersebut. Dengan penemuan flu burung tersebut telah menjawab teka-teki yang telah lama beredar di Indonesia.

Kami salut atas penemuan itu yang tidak perlu menunggu dari Depkes atau dari Dirjen Peternakan. Hal ini adalah suatu tindakan yang cepat dan sangat berguna bagi bangsa Indonesia, agar bencana penyakit flu burung dapat dicegah atau diminimalkan.

Terima Kasih Pak Dosen Warsito.


dr PUDIYANTO S
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


--------------------------

(13) SOAL SURAT KESEHATAN BEDDU AMANG
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 13/1/2004


MENURUT berita yang saya dengar, Beddu Amang mendapat surat istirahat selama dua minggu dari seorang dokter. Tetapi dua atau tiga hari kernudian tim dokter Polri menyatakan bahwa Beddu Amang sehat.

Saya tidak menyalahkan atau membenarkan salah satu keputusan tersebut. Tetapi ini suatu kontroversial bagi kedokteran, sebab ternyata sebelum dua minggu, (bahkan dalam waktu yang sangat pendek) terjadi penilaian yang bertolak belakang. Kebenaran keputusan tersebut hanya dapat dijawab dengan baik berdasarkan data-data yang lengkap.

Untuk mengetahui surat mana yang benar sebaiknya Depkes atau IDI memanggil kedua dokter tersebut untuk mendengarkan dan melihat data apa alasan memberi keterangan istirahat selama dua minggu dan satunya lagi keterangan sehat.

Sekali lagi kami tidak mernihak salah satu dokter tersebut, tetapi karena ini menyangkut seorang untuk dapat diadili atau tidak. Saya kira kalau ada kontroversial dalam bidang medik, hanya Depkes atau IDI yang dapat memutuskan.


DOKTER PUDIYANTO S
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


------------------

(12) BANTU BIAYA PENDERITA SARS
Dimuat di Harian Suara Pembaruan (Jakarta), 5/4/2003


SAYA mendengar berita dari salah satu TV bahwa ada seorang yang diduga menderita SARS (severe acute respiratory syndrome) tidak mau diopname. Mungkin si pasien atau keluarganya menganggap penyakitnya tak berat atau tidak ada biaya ?

Karena penyakit SARS adalah penyakit yang berbahaya dan penderitanya merupakan sumber penularan, maka saya mengharapkan agar penderita yang diduga menderita penyakit SARS harus diopname. Hal ini untuk mencegah penularan terhadap orang lain di sekelilingnya.

Soal biaya kaml mengusulkan agar Depkes atau pemerintah bersedia membantu kalau memang orangnya tidak mampu, misalnya dengan surat keterangan RT/RW. Soal dana dapat diambilkan misalnya dari dana sosial (kenaikan BBM) atau dana sosial lainnya.

Salah satu pencegahan penularan penyakit SARS adalah mengisolir atau mengisolasi si penderita di RS. Disamping mengakibatkan infeksi pnemonia yang akut, temperatur yang tinggi lebih dari 38 derajat celcius, sesak nafas dan nafas yang tersendat-sendat, penderita sering harus dirawat di ICU yang biayanya cukup mahaL,

Sekali lagi kami mengharapkan agar penderita yang diduga menderita SARS harus diopname untuk diobservasi. Soal biaya nomor dua sebab penularan harus dicegah. Penyakit ini cukup menggegerkan di berbagal negara karena sudah banyak yang meninggal dan penyakit ini beIum ada obatnya karena disebabkan oleh virus.

Untuk orang kecil atau melarat kami kira kurang sadar akan bahaya penyakit SARS tersebut, dan seandainya opname tentu tidak punya biaya. Penyakit ini dapat menularkan ke semua orang tanpa pandang bulu melalui udara pernafasan.


dr Pudiyanto Suradibroto
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


------------------


(11) RUMAH SAKIT JANGAN NAIKKAN TARIF
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 9/1/2003


BIEBERAPA rumah sakit di Jawa Timur telah menaikkan tarif, baik berobat jalan mau pun rawat inap. Fungsi rumah sakit adalah untuk menyembuhkan penyakit dan fungsi sosial. Untuk fungsii bisniss kami beranggapan belum pada tempatnya karena Indonesia masih tergolong negara berkembang atau malah negara melarat ?

Biasanya rumah sakit mempunyai beberapa kelas seperti VIP atau super VIP, utama, kelas 1, 11, II, dan IV. Biasanya rumah sakit menerapkan subsidi silang, yaitu biaya kelas IV dan III dibantu kelas VIP/super VIP, kelas utama dan kelas 1.

Apalagi, sekarang ada sumbangan dari pemerintah di bidang kesehatan. Mudah﷓mudahan jaringan pengaman sosial seperti ini dapat dinikmati oleh golongan ekonomi rendah/melarat. Kalau terpaksa harus menaikkan: pilihlah biaya untuk kelas golongan atau VIP/super VIP, kelas utama atau kelas 1. Kelas III dan IV tolong jangan dinaikkan.

Dr PUDYANTO SURADIBROTO
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


---------------

(10) KITA KURANG MENDUKUNG PROGRAM LANGIT BIRU
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 27/12/2002


UNTUK memelihara agar langit tetap biru, dalam arti tidak terjadi pencemaran yang akan merugikan umat manusia sendirl, maka muncullah Protokol Kyoto dan Amendemen Montreal. Protokol Kyoto mengimbau agar tiap negara mengurangi secara bertahap pengeluaran C02, sedangkan Amendemen Montreal di antaranya agar secara bertahap mengurangi penggunaan CFC (ChIoro Fluoro Carbon).

Yang banyak merngeluarkan C02, adalah pabrik/industri dan kendaraan bermotor. Sebetulnya.kita dapat membantu program tersebut karena kita mempunyai BBG yang bertekanan tinggi dan LPG yang bertekanan rendah. Kedua jenis bahan bakar tersebut ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk mobil dan mesin lainnya.

CFC yang sudah dilarang di negara maju, di Indonesia masih di perkenankan dipakai. Padahal, di Indonesia telah ada pengganti, yaitu hidrokarbon dengan nama Rossy atau Petrozon produk Pertamina dan Hycool.

Tapi, mengapa kira kurang tanggap terhadap lingkungan. Padahal dunia semakin panas yang mengakibatkan sebagian es di kutub mencair, disamping mengakibatkan matinya sebagian flora dan fauna.

Yang lebih parah lagi dapat mengakibatkan perubahan iklim seperti banjir atau kekeringan yang tidak terduga. Karena es mencair, permukaan laut akan naik sehingga pulau yang rendah dapat tenggelam. Kita mempunyai pulau sekitar 17.000, jangan sampai hilang tertelan laut/tenggelam. Kita kehilangan dua pulau (Sipadan dan Ligitan) sangat gelo, mengapa membiarkan pulau lain tenggelam ?

Mudah﷓mudahan mobil yang masuk ke Indonesia secara bertahap harus dengan bahan bakar gas (BBG/LPG). Disamping adanya depot gas yang banyak dan mudah.


Dr. PUDIYANTO S
Jakarta Utara


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004

--------------------------

(9) FUNGSI PERUSAHAAN FARMASI
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 2/3/2002


ADA rencana pengalihan pengelolaan perusahaan farmasi Kimia Farma dan Indo Farma﷓ yang kedua perusahaan ini cukup terkenal sebagai perusahaan farmasi dalam negeri karena kualitas dan harganya. Sebagai perusahaan farmasi memang ticlak mengutamakan keuntungan semata, tetapi juga kualitas dan harga yang terjangkau.

Kualitas diperlukan karena menyangkut nyawa manusia, sehingga dosis yang tertulis di sampul obat tersebut harus tepat. Jadi, perusahaan farmasi harus mempunyai jiwa sosial dan kemanusiaan.

Oleh sebab itu, perusahaan farmasi Kimia Farma clan Indo Farma jangan sampai jatuh kepada pengusaha yang hanya mengejar profit. Meskipun sudah ada CPOB, diharapkan Badan POM mengawasi kualitas obat yang beredar dan yang akan beredar.

Sekali lagi obat adalah menyangkut nyawa manusia.


dr F PUDIYANTO SURADIBROTO
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


--------------------------

(8) PERUSAHAAN DAN P2K3
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 22/1/2002


WAKTU saya sebagai Ketua P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) RS St Carolus, saya sering mengunjungi perusahaan langganan RS St Carolus. Ada perusahaan yang mempunyai P2K3, tetapi ada juga yang belum.

Yang telah mernpunyai P2K3 pelaksanaannya ada yang baik dan ada. pula yang kurang baik. Yang kurang baik itu kesalahannya di perusahaan atau di tenaga kerjanya. Ada beberapa perusahaan yang kurang menyediakan alat keselamatan dan kesehatan kerja. Tetapi, ada pula alatnya lengkap tetapi tenaga kerjanya tidak mau atau tidak mampu memakainya.

Karena kurang kesadarannya dan merasa terganggu dalam bekerja bila memakai alat perIindungan diri. Misalnya, di tempat bising (yang melebihi.90 desibel) tidak memakai.penutup telinga atau mengelas tetapi tidak mau. Memakai kacamata yang sesuai. Juga waktu menggerinda atau mengelas harus menghadap searah angin (dari kipas), agar tidak kena asapnya dan tidak kena percikan besi yang kecil.

Juga sepatu ada yang tidak sesuai, misal sepatunya harus yang ada besi bajanya di depan, untuk menjaga keselamatan kalau kejatuhan benda yang berat.. Bahkan ada yang seharusnya memakai helm, tetapi tidak dipakai karena merasa terganggu/panas. Atau hanya memakai alat pelindung bila ada pengontrolan.

Hal tersebut dapat terjadi karcna kurangnya kesadaran para tenaga kerja tentang pentingnya alat tersebut dipakai, dan kurang aktifnya para anggota P2K3 dalam mensosialisasikannya.

Seoga. Depnaker dan Transmigrasi lebih giat mengontrol dan membina agar kegiatan P2K3 ditingkatkan di perusahaan. Bukankah P2K3 merupakan keharusan keberadaannya di'perusahaan. Dan, yang penting adalah kegiatan yang terus﷓menerus dalam melaksanakan kegiatan K3. (keselamatan dan kesehatan kerja).


DR PUDIYANTO SURADIBROTO
Jakarta Utara


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


--------------------

(7) ELEKTRONIK BEKAS DAN CFC
Dimuat di Harian Media Indonesia (jakarta), 20/8/2000


ELEKTRONIK bekas seperti tv, lemari es, AC dan mesin cuci sekarang banyak masuk ke Indonesia, terutama dari Jepang. Khusus AC dan lemari es kita harus waspada apakah alat tersebut masih menggunakan CFC (Chlorofluorokarbon) atau tidak. Negara kita bersama﷓sama dengan negara lainnya telah menandatangani tentang larangan penggunaan CFC tersebut yang lcbih dikenal dengan Protoco] Montreal.

Disamping itu pada tahun 1997 negara kita secara resmi dengan surat keputusan Menperindag waktu itu melarang beredarnya CFC, tetapi masih boleh menggunakan CFC sisa yang masih terdapat di Indonesia. Meskipun kenyataannya CFC masih diselundupkan dari India dan Cina, tetapi larangan penggunaan CFC dengan tegas tetap diberlakukan, sebab CFC (freon) merusak lapisan ozon yang dapat merusak ekosistem seperti naiknya suhu bumi, musim hujan yang tidak teratur sehingga terjadi banjir dimana﷓mana, dapat menimbulkan kanker kulit, dan perubahan iklim yang tak terduga.

Sesungguhnya kita ketinggalan, dalam hal pelarangan CFC dan tidak tegas mengawasi beredarnya CFC. Padahal negara maju sudah lama melarang beredarnya CFK. Negara kita jangan sampai menjadi tempat pembuangan sampah CFC sebab akan merugikan nama,baik negara kita. Jangan sampai negara kita diperingatkan/ ditegur oleh PBB karena tidak mendukung larangan CFC tersebut.

Kcrugian mengimpor barang bekas, di samping karena mengandung CFC juga dapat merugikan industri elektronik kita dan merugikan konsumen. Maka diharapkan agar Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Menteri LH dan YLKI turut membahas membanjirnya barang bekas tersebut. Di Indonesia telah banyak pendingin non﷓CFC (misalnya rossy) dengan harga lebili murah dibanding freon.

DOKTER F. PUDIYANTO SURADIBROTO
Jakarta Utara


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


------------------

(6) ANCAMAN DARI DALAM PESAWAT UDARA
Dimuat di Harian Suara Pembaruan (Jakarta), 18/11/1999


Kalau kita naik pesawat udara dan mau mendarat di Singapore Changi, atau di Kuala Lumpur Sepang, maka kita dengar suara dari operator bahwa di sini (di dua negara tersebut) berlaku dead for drug, Artinya, penumpang yang kedapatan membawa narkoba dapat dihukum. mati dan ini bukan sekadar ancaman, tetapi sudah banyak orang dihukum mati karena membawa obat terlarang tersebut.

Ternyata hukuman berat tersebut dapat membendung mengalirnya obat terlarang narkoba. Bahkan boleh dikatakan, dua negara tersebut berhasil dalam mengatasi obat narkoba yang sangat berbahaya itu.

Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Sekarang, ini, narkoba bagaikan jamur tumbuh di musim huian, sebab telah merebak ke berbagai kota dan berbagai usia. Pelajar SD pun telah ada yang kecanduan narkoba. Hal ini dapat terjadi karena, dalam kenyataan, hukuman sangat ringan dibandingkan di dua negara tersebut.

Marilah kita meniru, kedua negara tersebut dalam menghukum para pembawa narkoba, baik itu penjual mau pun pemakainya., Menurut hemat saya, narkoba lebih berbahaya dan lebih jahat daripada judi.

Sebab, pertama kali seseorang ditawari gratis untuk mencoba. narkoba tersebut. Namun setelah ketagihan, ia diperas dan dijadikan perantara dalam menyebarkan narkoba, sehingga, merupakan rantai setan yang terus meluas. Dan kalau sudah ketagihah narkoba, segala cara ditempuh untuk mendapatkan narkoba, misalnya mencuri, merampok, bahkan membunuh seseorang demi narkoba.

Dr F Pudiyanto SB
Jakarta


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


------------------

(5) ABORSI ADALAH PEMBUNUHAIN
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 17/2/1997


Negara kita berdasarkan Pancasila, diantaranya sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan, sehingga segala bentuk pengguguran hanya diizinkan atas indikasi medis. Sebetulnya tidak hanya pengguguran yang dilarang.

Memancing keterlambatan datang bulan saja tidak boleh, kalau tidak yakin bahwa keterlambatannya bukan karena kehamilan. Keterlambatan datang bulan harus.dengan memeriksakan urine. Apabila hasil tesnya negatif, barulah boleb dipancing. misalnya dengan Gynaecocid, Duogynon.

Siapa yang mengawasi larangan pengguguran ? Terus﷓terang agak sulit. Maka hanya hati nurani yang mampu mengawasi, dengan mengingat rasa tanggung
jawab terhadap diri sendiri, sumpah jabatan dan Tuhan.

Mudah﷓inudahan tidak terjadi lagi aborsi atau pembunuhan terhadap janin yang tidak berdosa dan tidak berdaya itu. Janganlah mengubah “perikemanusiaan yang adil dan beradab” menjadi.”pembunuhan yang biadab”.


Dr. F. Pudiyanto Suradibroto
Jakarta

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


----------------------------

(4) POLUSI D! KIP
Dimuat di Harian Kompas (Jakarta), 26/8/1996


Di KIP (Kawasan Industri Pulogadung), Jakarta Timur ada beberapa perusahaan/pabrik yang mengeluarkan asap tebal. Bahkan, asap itu keluar dari celah atap seng. Ini sangat mengganggu karena asapnya gelap dan baunya menyengat pernapasan.

Salah satu contoh, yaitu pabrik yang berlokasi di belakang kantor Pertamina Pulogadung. Dari pabrik bersangkutan. sering para karyawan Pertamina mengalami gangguan asap dari pabrik, juga penghuni di sekitar pabrik itu.

Diharapkan, agar pabrik yang mengeluarkan asap tebal membuat cerobong asap yang tinggi hingga tidak mengganggu lingkungan sekitar mau pun karyawan pabrik bersangkutan. Diharapkan instansi terkait untuk melakukan peninjauan dan sekaligus menertibkan pabrik﷓pabrik yang mengeluarkan asap untuk membuat atau membangun cerobong asap yang tinggi.

dr F. Pudiyanto S.
Jakarta

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


------------------------

(3) JAKARTA NOMOR TIGA TINGKAT POLUSI UDARA ?
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 24/4/1996


Pencemaran udara di Jakarta sudah sangat memprihatinkan, baik karena CO maupun oleh Pb. Kedua zat tersebut sangat mengganggu kesehatan terutama untuk jangka panjang. Ini diakui sendiri Menteri LH Sarwono Kusumaatmadja pada berita TVRI beberapa hari yang lalu. Pencemaran tersebut terutama disebabkan oleh kendaraan bermotor.

Sesungguhnya apabila bahan bakar yang dipakai sekarang ini, baik premium maupun solar diganti dengan. BBG (bahan bakar gas) yang mewang tidak mencemari udara, akan dapat mengatasi masalah tersebut. Negara kita kaya akan tambang gas tersebut, mengapa kita tidak secara bertahap mempergunakan BBG ? Kami kira perlu kerja sama antara Kantor Menteri LH dan Departemen Perindustrian, dalam hal ini menyangkut Dirjen Logam dan Mesin, serta Menteri Pertambangan, yang dalam hal ini menyangkut Pertamina.

Dari Menteri Perindustrian diharapkan agar kendaraan baru yang masuk ke Indonesia sudah diharuskan memakai BBG, sedangkan. untuk kendaraan.yang telah masuk dan telah beroperasi di Iridonesia, apabila memunginkan diimbau untuk mengubah sedikit mesinnya agar dapat mempergunakan BBG. Dari Pertamina diharapkan agar dapat menyediakan BBG dengan lancar, di sainping menyediakan tabung BBG yang berkualitas dan mempunyai batas waktu pakainya, sehingga terjamin keamanannya untuk tidak meledak.

Disamping itu harga BBG jauh lebih murah dibading bahan bakar cair. Di. negara yang telah maju, baik di Eropa mau pun di Amerika Serikat pada knalpotnya terdapat bahan dari zeolit untuk mengikat gas beracun tersebut, sebab mereka tidak mempunyai BBG.

Pencemaran di sungai mau pun di laut telah banyak diatasi. Mari kita mulai hidup sehat di udara ini, dengan menghirup udara yang segar sambil menghemat bahan bakar minyak yang sudah mau habis.



Dr. F. Pudiyanto Suradibroto
Jakarta

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


------------------------------------

(2) KECELAKAAN BUKANLAH TAKDIR
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 1/6/1995



Akhir-akhir ini banyak terjadi kecelakaan di jalan tol dan biasanya merenggut beberapa nyawa. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh faktor manusianya/sopir, kendaraannya atau pun oleh faktor jalannya. Oleh faktor manusianya, misalnya sopir mengantuk, capai, atau mabuk. Sedang faktor kendaraannya, misalnya bannya pecah, rem blong, dan faktor jalannya misalnya jalan dalam kondisi licin.

Menurut keselamatan dan kesehatan kerja, kecelakaan adalah peristiwa yang tak diduga dan tak diinginkan. Kecelakaan bukanlah nasib, sebab kecelakaan di mana pun sebetulnya ada sebab. Dan apabila sebab-sebab tersebut dikurangi atau ditiadakan, maka kemungkinan besar pula kecelakaan dapat dihindarkan.

Hal yang memprihatinkan adalah bah wa kelalaian seseorang dapat menyusahkan banyak orang. Sebagaimana yang sering terjadi, dimana sopir ngantuk, truk atau bus nyelonong keluar jalur dan menyeberang ke ruas yang berlawanan, dan kecelakaan hebat pun tak terhindarkan.

Untuk menghindari hal demikian pun (orang tanpa salah tiba﷓tiba tertimpa musibah) sebenarnya ada upaya yang dapat dilakukan. Misalnya di antara jalur pemisah ruas tol dibuat parit atau dinding beton (baja ?) secukupnya.


Dr. F. Pudiyanto Suradibroto
Jakarta

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004


-----------------------------

(1) PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP KESEHATAN
Dimuat di Harian Media Indonesia (Jakarta), 25/3/1995


Akhir﷓akhir ini media massa memuat berita tentang pengaruh medan listrik terhadap kesehatan. Pada garis besarnya, medan listrik tersebut kemungkinan :

1. Tidak berpengaruh terhadap kesehatan.

2. Berpengaruh merugikan kesehatan dan ini dibagi dibedakan menjadi :

· Berpengaruh akut, yaitu akan mengganggu kesehatan dalam waktu pendek, misalnya akan timbul gangguan kesehatan setelah terkena/ dipengaruhi medan listrik tersebut beberapa jam atau beberapa hari.

· Berpengaruh sub akut, yaitu akan tampak mengganggu kesehatan setelah terkena/dipengaruhi medan listrik tersebut beberapa hari sampai beberapa bulan.

· Berpengaruh kronis, yaitu akan tampak mengganggu kesehatan setelah terkena/dipengaruhi medan listrik beberapa tahun, bahkan mungkin setelah 10 tahun.


Kebetulan setahun yang lalu, tepatnya pada bulan Maret 1994 sewaktu saya di Inggris, tepatnya di kota Bath, sedang/masih dilakukan penyelidikan tentang pengaruh bermacam-macam medan listrik terhadap kesehatan. Bahkan penelittan tersebut sampal pada pengaruh kompor terhadap kesehatan, sebab di Inggris atau pun di Eropa kebanyakan orang menggunakan kompor listrik untuk memasak.

Seandainya penelitian tersebut telah selesai, mungkin Kedutaan Besar Inggris atau di British Council (Bagian Ilmu Pengetahuan) dl Jakarta dapat dimintai pertolongan tentang hasil pengaruh medan listrik tersebut pada kesehatan.


Dr. F. Pudiyanto Suradibroto
Jakarta

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 8/4/2004



posted by bambang  # 7:10 AM

Wednesday, April 07, 2004

Selamat datang di situs blog saya
sebagai warga jaringan Epistoholik Indonesia


posted by bambang  # 7:24 AM

Archives

04/01/2004 - 05/01/2004  

This page is powered by Blogger. Isn't yours?